
Pewaris atau Perintis? Tips Mengelola Keuangan Ala Pewaris
Dalam bukunya The Millionaire Next Door, Thomas J. Stanley menyinggung perbedaan mencolok antara mereka yang membangun kekayaan dari nol dengan mereka yang mewarisinya. Satu hal yang pasti: bukan soal seberapa besar uang yang dimiliki, tetapi seberapa bijak uang itu dikelola. Filosofi ini relevan untuk kita yang mungkin menjadi perintis dalam keluarga, maupun bagi mereka yang berstatus pewaris aset.
Menjadi pewaris berarti membawa tanggung jawab besar. Harta yang diturunkan tidak hanya sekadar "hadiah", melainkan juga amanah yang perlu dikelola dengan strategi. Dilansir dari CIMB Niaga, salah satu kunci penting dalam manajemen keuangan adalah konsistensi menjaga arus kas sehat dan memastikan aset terus produktif.
Ciri-Ciri Pewaris dalam Keuangan
Menjadi pewaris bukan hanya soal menerima harta, melainkan juga memahami mindset dan tanggung jawab finansial yang berbeda dengan seorang perintis. Jika perintis harus memulai segalanya dari bawah, pewaris biasanya sudah memiliki fondasi modal yang relatif kuat. Namun, modal besar saja tidak menjamin keberlanjutan. Banyak kasus di mana harta warisan habis hanya dalam hitungan tahun karena kurangnya strategi.
Dilansir dari Treasury, pewaris sukses biasanya punya ciri khas: mereka lebih berhati-hati, cenderung konservatif dalam pengeluaran, namun tidak pasif dalam mencari peluang baru. Berikut adalah ciri-ciri utama pewaris dalam mengelola keuangan:
Ciri-ciri 1: Memiliki modal awal (uang, bisnis, properti)
Pewaris biasanya mewarisi aset yang sudah mapan, entah berupa uang tunai, saham, bisnis keluarga, atau properti. Inilah yang menjadi pembeda signifikan dengan seorang perintis. Namun, menurut CIMB Niaga, warisan juga punya aturan hukum, syarat, dan ketentuan pembagian yang perlu ditaati. Itu berarti pewaris dituntut memahami regulasi, agar modal yang diterima tidak justru menimbulkan konflik keluarga atau masalah hukum.
Di tahap ini, seorang pewaris bijak biasanya akan langsung menyiapkan strategi alokasi aset. Misalnya, sebagian untuk investasi, sebagian lagi untuk kebutuhan rutin, dan sebagian lainnya untuk likuiditas darurat. Dengan modal awal yang besar, salah langkah bisa berakibat fatal—karena semakin besar aset, semakin kompleks pula risikonya.
Ciri-ciri 2: Lebih fokus pada pengelolaan dan pertumbuhan
Jika perintis berfokus membangun dari nol, pewaris biasanya lebih menekankan pada melestarikan dan mengembangkan kekayaan. Dilansir dari BCA Prioritas, salah satu rahasia keberhasilan pewaris adalah disiplin dalam manajemen aset: mereka tidak hanya menjaga agar kekayaan tetap utuh, tetapi juga mencari cara agar terus bertumbuh melampaui inflasi.
Artinya, pewaris yang sukses tidak hanya “menikmati” warisan, tetapi juga aktif dalam mengelola. Mereka belajar tentang diversifikasi investasi, mengembangkan bisnis keluarga, bahkan menambah nilai melalui inovasi. Bagi seorang pewaris, filosofi ini penting: warisan bukan hanya untuk hari ini, melainkan juga untuk generasi selanjutnya.
Strategi Keuangan Ala Pewaris
Seorang pewaris mungkin sudah memiliki fondasi aset yang kuat, tetapi strategi pengelolaan tetap menjadi kunci agar harta tersebut tidak hanya bertahan, melainkan juga berkembang secara berkelanjutan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 70% harta warisan hilang pada generasi kedua, dan hampir 90% habis pada generasi ketiga karena minimnya strategi pengelolaan. Itu artinya, memiliki warisan besar saja tidak cukup; pewaris harus memiliki visi dan instrumen keuangan yang tepat.
Dilansir dari CIMB Niaga, pengelolaan keuangan yang baik melibatkan perencanaan, disiplin, dan proteksi aset. Bagi seorang pewaris, tiga hal ini menjadi fondasi utama untuk memastikan warisan tidak hanya bertahan, tapi juga menjadi modal pertumbuhan. Mari kita lihat beberapa strategi yang paling relevan.
Prioritas pada Wealth Preservation (Mempertahankan Aset)
Langkah pertama seorang pewaris adalah memastikan bahwa aset yang diwariskan tetap aman. Wealth preservation berarti menjaga agar nilai aset tidak berkurang akibat inflasi, salah investasi, atau pengeluaran berlebihan.
Menurut Treasury, pewaris yang sukses biasanya membangun tim manajemen aset atau berkonsultasi dengan penasihat keuangan untuk memastikan strategi mereka solid. Misalnya, properti yang diwariskan tidak hanya dibiarkan kosong, tetapi disewakan agar tetap produktif. Demikian pula, dana tunai tidak boleh “diam” di rekening, melainkan dialihkan ke instrumen yang lebih menguntungkan namun tetap aman, seperti deposito berjangka atau obligasi pemerintah.
Investasi Berkelanjutan untuk Pertumbuhan
Seorang pewaris yang bijak tidak hanya menjaga aset, tetapi juga mengembangkan kekayaan. Dilansir dari BCA Prioritas, jutawan pewaris biasanya mengalokasikan sebagian besar asetnya ke instrumen investasi yang beragam: saham, obligasi, properti, bahkan instrumen alternatif seperti private equity atau startup.
Filosofinya sederhana: kekayaan yang tidak bertumbuh, akan tergerus waktu. Dengan strategi investasi berkelanjutan, pewaris tidak hanya menjaga nilai kekayaan, tapi juga memastikan bahwa asetnya mampu memberikan cash flow rutin yang menopang gaya hidup sekaligus memperluas peluang bisnis.
Siapkan Dana Darurat Demi Masa Depan (Gunakan Asuransi)
Salah satu kesalahan terbesar pewaris adalah merasa bahwa aset besar akan selalu cukup untuk menutupi semua kebutuhan. Padahal, risiko seperti sakit kritis, kecelakaan, atau bahkan penurunan bisnis bisa langsung menggerus aset dalam jumlah signifikan.
Di sinilah asuransi berperan penting. Dana darurat bukan hanya dalam bentuk tabungan likuid, tetapi juga perlindungan finansial dari produk asuransi kesehatan, jiwa, hingga proteksi aset. Allianz, misalnya, menawarkan solusi yang relevan bagi pewaris: mulai dari Asuransi Jiwa Allianz untuk menjaga keberlanjutan keluarga, hingga Asuransi Kesehatan Allianz yang mengurangi risiko pengeluaran medis besar.
Dengan memiliki asuransi, pewaris bisa memastikan bahwa harta yang diwariskan tidak habis hanya untuk menutupi risiko yang seharusnya bisa diproteksi sejak awal. Ini adalah bentuk manajemen risiko yang tidak hanya bijak, tetapi juga visioner.
Mengelola Warisan, Butuh Strategi, Asuransi adalah Proteksinya!
Pada akhirnya, menjadi pewaris bukanlah sekadar menerima aset, melainkan mengelolanya dengan strategi cerdas. Dengan mengutamakan wealth preservation, berinvestasi secara berkelanjutan, dan melengkapi diri dengan asuransi sebagai proteksi, warisan bisa menjadi sumber kesejahteraan yang berkelanjutan bagi generasi berikutnya.
Ingin tahu lebih dalam soal strategi mengelola keuangan dan pentingnya asuransi untuk masa depan? Baca artikel menarik lainnya di Money Mindset dan kalau kamu butuh konsultasi asuransi bersama agen yang terpercaya dan bersertifikat, booking waktunya dan konsultasikan secara gratis dengan klik gambar di bawah ini.