obligasi

Obligasi: Investasi Aman dengan Hasil Menarik

July 25, 20256 min read

Dalam karya klasik The Richest Man in Babylon karya George S. Clason, disebutkan bahwa salah satu hukum kekayaan adalah “Amass wealth by making your gold multiply.” Artinya, kekayaan sejati bukan sekadar dari jumlah yang dimiliki, tapi dari kemampuan uang untuk menghasilkan lebih banyak uang. Prinsip ini sangat relevan dalam dunia investasi, terutama dalam instrumen seperti obligasi.

Di tengah ketidakpastian ekonomi dan fluktuasi pasar saham, obligasi hadir sebagai alternatif investasi yang relatif aman dan stabil. Tak hanya cocok untuk investor pemula yang masih membangun portofolio, obligasi juga digemari oleh investor konservatif yang ingin menjaga arus kas tetap stabil. Lantas, apa sebenarnya obligasi itu, dan mengapa dianggap sebagai investasi yang menarik? Artikel ini akan membantu kamu memahami apa itu obligasi, jenis-jenisnya, keuntungannya, hingga potensi risikonya agar kamu bisa mengambil keputusan investasi yang lebih bijak.

Apa Itu Obligasi?

Secara sederhana, obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pihak tertentu (bisa pemerintah atau perusahaan) untuk mendapatkan dana dari investor. Sebagai gantinya, pihak penerbit obligasi berjanji akan membayar kembali dana tersebut dalam jangka waktu tertentu beserta bunganya.

Dilansir dari Cermati, obligasi merupakan salah satu instrumen investasi pendapatan tetap (fixed income) yang bisa memberikan imbal hasil dalam bentuk kupon atau bunga secara berkala. Pihak penerbit obligasi sendiri disebut sebagai debitur, dan pembeli obligasi  

Obligasi biasanya digunakan oleh:

1. Pemerintah (dikenal sebagai Obligasi Negara),
2. BUMN,
3. Perusahaan swasta.

Investor yang membeli obligasi akan menerima pembayaran kupon setiap bulan, triwulan, atau semester, tergantung ketentuan yang disepakati.

Artinya, obligasi adalah surat perjanjian untuk melakukan pembayaran kembali atas utang sekaligus bunga yang telah disepakati dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

Jenis-Jenis Obligasi yang Perlu Kamu Ketahui

Obligasi hadir dalam berbagai bentuk dan karakteristik. Memahami jenis-jenis obligasi akan membantumu menyesuaikan pilihan investasi dengan tujuan finansial dan tingkat toleransi risiko yang kamu miliki. Berikut adalah jenis-jenis obligasi yang umum di Indonesia:

1. Obligasi Negara

Ini adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Contohnya adalah Surat Utang Negara (SUN) dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Karena diterbitkan oleh pemerintah dan dijamin oleh negara, jenis ini dikenal sebagai salah satu instrumen investasi paling aman. Pemerintah menggunakannya untuk membiayai APBN atau proyek pembangunan nasional.

Obligasi negara biasanya ditawarkan dalam masa penawaran terbatas (book building), dan tersedia bagi masyarakat umum melalui sistem daring, terutama ORI yang sangat populer di kalangan investor ritel karena bisa dibeli mulai dari Rp1 juta.

2. Obligasi Korporasi

Diterbitkan oleh perusahaan swasta maupun BUMN untuk kebutuhan ekspansi, pembangunan infrastruktur, atau refinancing utang. Imbal hasilnya umumnya lebih tinggi dibanding obligasi negara karena risikonya pun lebih besar. Untuk menilai keamanan obligasi jenis ini, penting memperhatikan peringkat kredit (credit rating) dari lembaga pemeringkat seperti Pefindo atau Moody’s.

3. Obligasi Syariah (Sukuk)

Diterbitkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Sukuk tidak menggunakan sistem bunga, tetapi skema bagi hasil atau sewa (ujrah). Cocok untuk investor yang mengedepankan nilai-nilai syariah dan menghindari riba. Pemerintah Indonesia juga rutin menerbitkan Sukuk Negara, seperti Sukuk Ritel (SR).

4. Obligasi Konversi (Convertible Bonds)

Jenis ini memungkinkan obligasi diubah menjadi saham perusahaan penerbit pada waktu dan harga tertentu. Cocok bagi investor yang ingin menikmati pendapatan tetap (dari kupon) sekaligus memiliki potensi capital gain jika harga saham meningkat.

5. Obligasi dengan Fitur Early Redemption

Beberapa obligasi memberi opsi kepada investor untuk melakukan pencairan dana sebelum jatuh tempo. Dilansir dari DBS Indonesia, fitur ini memberi fleksibilitas tambahan bagi investor, namun tetap harus dipahami dengan baik karena bisa memengaruhi total imbal hasil.

Keuntungan Investasi Obligasi

Berinvestasi dalam obligasi tidak hanya menawarkan pendapatan tetap, tetapi juga memberi banyak keuntungan strategis dalam membangun portofolio jangka panjang yang seimbang dan aman. Berikut adalah beberapa kelebihan utama obligasi sebagai instrumen investasi:

1. Pendapatan Tetap (Fixed Income)

Salah satu daya tarik terbesar dari obligasi adalah kupon atau bunga yang dibayarkan secara berkala. Kamu bisa mendapatkan pemasukan rutin per bulan, per tiga bulan, atau per semester; tergantung jenis obligasi yang dibeli. Ini cocok bagi investor yang menginginkan penghasilan pasif yang stabil.

2. Risiko Lebih Rendah Dibanding Saham

Obligasi, terutama yang diterbitkan oleh negara, memiliki tingkat risiko yang relatif lebih rendah. Jika kamu masih baru dalam dunia investasi atau memiliki profil risiko konservatif, obligasi bisa menjadi pilihan ideal.

3. Diversifikasi Portofolio

Dalam prinsip manajemen risiko, tidak disarankan menaruh semua dana di satu instrumen. Obligasi dapat membantu menyeimbangkan portofolio kamu jika sebagian besar aset berada di saham atau reksa dana yang lebih fluktuatif.

4. Likuiditas untuk Obligasi Tertentu

Beberapa obligasi diperdagangkan di pasar sekunder, artinya kamu bisa menjualnya sebelum jatuh tempo. Ini memberi fleksibilitas jika sewaktu-waktu butuh dana tunai. Namun, perlu diperhatikan bahwa harga jual bisa lebih rendah tergantung kondisi pasar.

5. Akses Terjangkau

Sekarang, investasi obligasi tak lagi eksklusif bagi investor besar. Dilansir dari Indovestory, pembelian bisa dimulai dari nominal Rp1 juta, terutama untuk produk seperti ORI dan Sukuk Ritel.

6. Kepastian Jangka Waktu

Obligasi punya tanggal jatuh tempo yang jelas. Ini membantu kamu merencanakan tujuan keuangan, misalnya untuk dana pendidikan anak, dana pensiun, atau dana membeli rumah dalam 5-10 tahun ke depan.

7. Potensi Capital Gain (Untuk Pasar Sekunder)

Jika dijual di pasar sekunder saat harga obligasi naik (karena penurunan suku bunga atau peningkatan rating penerbit), kamu bisa memperoleh keuntungan tambahan.

Risiko Investasi Obligasi yang Perlu Diwaspadai

Meskipun dikenal lebih aman daripada saham, obligasi bukanlah instrumen bebas risiko. Investor tetap perlu memahami dan mengelola potensi risiko berikut ini agar tidak mengalami kerugian yang tak terduga:

1. Risiko Gagal Bayar (Default Risk)

Ini terjadi ketika penerbit obligasi tidak bisa membayar kupon atau pokok utangnya. Dilansir dari IDScore, risiko ini paling besar pada obligasi korporasi, terutama dari perusahaan yang kondisi keuangannya lemah. Itulah kenapa penting membaca prospektus dan memeriksa credit rating sebelum membeli.

2. Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk)

Ketika suku bunga naik, harga obligasi di pasar sekunder cenderung turun. Ini bisa menjadi masalah jika kamu ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo. Di sisi lain, jika kamu tetap menyimpannya hingga jatuh tempo, kamu tetap akan menerima nilai nominal dan kuponnya.

3. Risiko Likuiditas

Tidak semua obligasi mudah dijual. Jika kamu memegang obligasi yang kurang likuid dan butuh dana mendesak, kamu mungkin harus menjualnya dengan harga lebih rendah dari nilai wajarnya. Investor pemula sering mengabaikan hal ini.

4. Risiko Reinvestasi

Ini terjadi ketika kamu menerima pembayaran kupon, tetapi sulit menemukan instrumen baru yang menawarkan imbal hasil serupa. Akibatnya, penghasilan dari reinvestasi menjadi lebih rendah dari yang diperkirakan.

5. Risiko Inflasi

Jika inflasi meningkat tajam, nilai riil dari kupon yang kamu terima bisa menurun. Misalnya, jika kupon 6% per tahun, tapi inflasi mencapai 7%, maka kamu sebenarnya mengalami kerugian daya beli.

6. Risiko Nilai Tukar (Untuk Obligasi Valas)

Jika kamu membeli obligasi dalam mata uang asing, fluktuasi nilai tukar bisa berdampak signifikan pada nilai investasimu saat dikonversi ke rupiah.

Dengan memahami risiko-risiko ini, kamu bisa membuat strategi mitigasi yang sesuai. Misalnya, dengan mengombinasikan obligasi negara dan korporasi, memperhatikan jatuh tempo, serta tidak menaruh seluruh dana pada satu jenis obligasi.

Saatnya Berinvestasi dengan Aman dan Terencana

Menarik, bukan, melihat bagaimana obligasi bisa menjadi solusi stabil untuk masa depan finansialmu? Jika kamu ingin memulai investasi dengan pendekatan yang aman dan terencana, obligasi adalah pilihan yang sangat layak dipertimbangkan. Namun, perlu diingat bahwa perencanaan keuangan yang baik tidak bisa hanya mengandalkan satu instrumen saja. Kamu juga bisa menemukan lebih banyak pembahasan menarik seputar investasi, pengelolaan keuangan pribadi, dan strategi membangun keamanan finansial jangka panjang di artikel-artikel lainnya di Money Mindset. Dan kalau kamu ingin berdiskusi langsung dengan pakar keuangan untuk mencari solusi proteksi sekaligus investasi yang sesuai dengan kebutuhanmu, klik gambar di bawah ini untuk mulai konsultasi GRATIS sekarang.

konsultasi keuangan


A Certified Financial Planner (CFP), Islamic Financial Planner (IFP), Qualified Wealth Planner (QWP), and Certified Insurance Specialist. With over a decade of experience in the financial industry, I help individuals navigate their personal finances, from debt management to wealth planning, so they can achieve financial freedom with confidence.

Yodhi, CFP

A Certified Financial Planner (CFP), Islamic Financial Planner (IFP), Qualified Wealth Planner (QWP), and Certified Insurance Specialist. With over a decade of experience in the financial industry, I help individuals navigate their personal finances, from debt management to wealth planning, so they can achieve financial freedom with confidence.

LinkedIn logo icon
Instagram logo icon
Back to Blog

Konsultasi Sekarang!

segera raih kemakmuran finansial yang holistik

Mari Terhubung

All Right Reserved | 2024