
Lebih Takut Kehilangan HP atau Penghasilan?
“Kalau kehilangan HP, rasanya dunia runtuh. Tapi kehilangan penghasilan? ‘Nanti juga bisa dicari lagi.”
Kalimat seperti itu mungkin terdengar sepele, tapi sesungguhnya mencerminkan paradoks finansial masyarakat modern: kita lebih cepat mengganti layar pecah daripada memikirkan masa depan finansial keluarga.
Dalam bukunya The Psychology of Money, Morgan Housel menulis bahwa “wealth is what you don’t see.” Kekayaan sejati bukan tentang apa yang kita miliki secara kasat mata, tapi tentang kemampuan kita melindungi diri dari hal yang tak terduga. Sayangnya, sebagian besar dari kita belum memahami bahwa kehilangan penghasilan jauh lebih berisiko daripada kehilangan barang.
Realita Prioritas Salah
Banyak orang punya asuransi HP
Sekarang, hampir setiap orang membawa ponsel seharga jutaan rupiah dan banyak yang sudah melindunginya dengan asuransi ponsel.
Dilansir dari Igloo Insure, asuransi ponsel kini melindungi kerusakan layar, kehilangan, hingga pencurian. Produk ini dirancang karena kesadaran pengguna terhadap pentingnya melindungi perangkat yang menjadi “nyawa” aktivitas digital.
Namun, ironi muncul ketika perlindungan ini hanya berhenti pada benda mati. Saat ponsel rusak, kita panik. Tapi ketika kesehatan menurun atau penghasilan berhenti, justru sering dihadapi dengan kalimat “nanti saja.”
Tapi tidak punya asuransi kesehatan
Padahal, kehilangan penghasilan akibat sakit atau kecelakaan bisa menimbulkan kerugian finansial jauh lebih besar.
Menurut MSIG Life, biaya rawat inap di rumah sakit besar kini bisa mencapai puluhan juta rupiah per minggu. Tanpa asuransi kesehatan, seluruh tabungan bisa terkuras hanya untuk membayar pengobatan.
Hal serupa ditegaskan oleh Sequis Life, yang mencatat banyak kasus gagal beli rumah karena dana yang semula untuk DP justru terpakai untuk biaya rumah sakit. Artinya, kesehatan adalah fondasi dari setiap rencana finansial tanpa tubuh yang sehat, penghasilan berhenti, dan seluruh mimpi bisa tertunda.
Dampak Kehilangan Penghasilan

Keluarga kehilangan sumber hidup
Penghasilan bukan sekadar angka di rekening. Ia adalah sumber kehidupan keluarga: makanan, pendidikan anak, dan keamanan finansial.
Saat seseorang kehilangan penghasilan karena sakit atau meninggal dunia, keluarga akan langsung merasakan tekanan ekonomi. Menurut data Allianz Indonesia, asuransi jiwa dirancang untuk menggantikan penghasilan yang hilang akibat risiko tak terduga agar keluarga tetap bisa hidup layak tanpa harus menjual aset atau berutang.
Cicilan & kebutuhan berhenti terbayar
Kehilangan penghasilan juga berarti tidak ada lagi aliran dana untuk memenuhi kewajiban bulanan. Tagihan rumah, kendaraan, hingga biaya sekolah anak tetap berjalan, tapi tidak ada yang menutupinya.
Tanpa proteksi finansial, hal ini bisa menyebabkan efek domino: kredit macet, kehilangan aset, hingga stres berkepanjangan.
Masa depan jadi tidak pasti
Selain tekanan finansial, kehilangan penghasilan juga berdampak pada kesehatan mental.
Dilansir dari Halodoc, pengangguran dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan penurunan harga diri. Ketidakpastian masa depan membuat seseorang merasa tidak berdaya, terutama jika menjadi tulang punggung keluarga.
Dengan kata lain, kehilangan penghasilan bukan sekadar kehilangan uang tapi kehilangan kendali atas kehidupan.
Solusi Proteksi Penghasilan
Asuransi jiwa untuk penopang keluarga
Asuransi jiwa berfungsi sebagai penopang finansial keluarga ketika pencari nafkah utama tidak lagi bisa bekerja.
Produk seperti Allianz Life Protection memberikan manfaat santunan meninggal dunia yang bisa digunakan untuk biaya hidup keluarga, pendidikan anak, hingga pelunasan utang.
Dengan asuransi jiwa, keluarga tidak hanya terlindung dari guncangan finansial, tapi juga mendapatkan waktu untuk menata hidup kembali.
Asuransi kesehatan untuk jaga produktivitas
Kesehatan adalah aset produktivitas. Sebagaimana dijelaskan oleh MSIG Life, asuransi kesehatan membantu individu tetap fokus bekerja tanpa khawatir pada biaya pengobatan. Ini berarti, asuransi bukan beban, tapi investasi agar penghasilan tetap mengalir.
Produk seperti Allianz SmartMed Premier, misalnya, memberikan perlindungan global dengan manfaat rawat inap, pembedahan, hingga perawatan lanjutan.
Utamakan proteksi penghasilan daripada barang
HP yang rusak masih bisa diganti. Tapi penghasilan yang hilang tidak semudah itu dikembalikan.
Kehidupan modern sering kali membuat kita terjebak dalam ilusi nilai, mengutamakan benda daripada kemampuan menghasilkan. Padahal, uang yang dialokasikan untuk premi asuransi jiwa atau kesehatan mungkin hanya seharga paket data bulanan, tapi manfaatnya bisa menyelamatkan masa depan keluarga.
Saatnya Takut Kehilangan yang Benar-Benar Berharga
Kehilangan HP mungkin membuat kita panik sesaat, tapi kehilangan penghasilan bisa menghancurkan stabilitas hidup dalam jangka panjang. Kini saatnya menata ulang prioritas: proteksi penghasilan adalah bentuk cinta paling nyata untuk diri sendiri dan keluarga.
Sebagaimana diingatkan oleh Allianz Indonesia, “asuransi bukan untuk mereka yang meninggal, tapi untuk mereka yang ditinggalkan.”
Ingin tahu lebih dalam soal perencanaan finansial dan proteksi diri? Baca artikel menarik lainnya di Money Mindset dan temukan inspirasi untuk hidup lebih terlindungi.
Dan jika kamu tertarik untuk berkonsultasi langsung dengan ahlinya secara GRATIS, klik gambar di bawah ini!


