tabungan vs asuransi

Jadi Mau Tetap Nabung dan Beresiko?

October 22, 20254 min read

Dalam buku klasik The Psychology of Money, Morgan Housel menulis: “Tidak penting seberapa pintar kamu, tapi seberapa lama kamu bisa bertahan.”. Kalimat sederhana ini menampar banyak orang yang terlalu fokus pada menabung, tapi lupa pada satu hal: hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana.

Bagi banyak pekerja di kota besar, menyisihkan Rp1 juta per bulan mungkin terasa seperti langkah cerdas menuju masa depan yang stabil. Tapi, apa artinya tabungan tersebut jika satu kali sakit parah bisa menguras Rp50 juta dalam semalam?

Inilah dilema keuangan modern, antara menabung dan menghadapi risiko hidup yang tak bisa ditebak. Uang memang bisa disimpan, tapi tanpa perlindungan, ia bisa hilang dalam sekejap.

Kelemahan Tabungan Tanpa Proteksi

Tabungan bisa habis seketika

Banyak orang masih berpikir bahwa menabung di bank adalah strategi paling aman. Tapi dalam realitas ekonomi yang fluktuatif, tabungan justru sering kali tak cukup kuat melawan risiko besar.

Menurut Indodax Academy, menabung secara konvensional memiliki banyak kelemahan: dari nilai uang yang tergerus inflasi, bunga tabungan yang rendah, hingga risiko pembekuan rekening jika terjadi kesalahan administratif.

Contohnya, seseorang menabung Rp1 juta per bulan selama empat tahun, total Rp48 juta. Tapi ketika ia harus menjalani operasi dengan biaya Rp50 juta, seluruh hasil jerih payahnya bisa hilang dalam hitungan hari.

Seperti disampaikan oleh PE FEB Unesa, tabungan memang likuid, tapi tidak memberikan perlindungan dari kejadian besar yang bersifat tak terduga. Dengan kata lain, tabungan hanya melindungi uangmu dari dirimu sendiri, bukan dari risiko hidup.

Progress keuangan mundur

Saat risiko datang, bukan hanya uangmu yang berkurang, tapi juga waktu, tenaga, dan rencana masa depanmu. Katakanlah kamu sudah menabung untuk DP rumah, lalu tiba-tiba orang tua harus dirawat intensif. Uang tabungan pun berpindah tujuan: dari “mimpi masa depan” menjadi “biaya bertahan hari ini”.

Hal ini yang membuat banyak orang merasa seperti berjalan di tempat. Mereka rajin menabung, tapi setiap kali kondisi darurat datang, tabungan terpaksa direset ke nol. Inilah yang disebut Morgan Housel sebagai “the illusion of progress”, terlihat maju, padahal rentan runtuh dalam satu kejadian besar.

Peran Asuransi

Melindungi tabungan & investasi

Asuransi hadir bukan untuk menambah beban finansial, melainkan untuk menjaga hasil kerja kerasmu tetap utuh.

Menurut Allianz Indonesia, asuransi kesehatan berfungsi sebagai bentuk perlindungan finansial jangka panjang. Ketika biaya rumah sakit, operasi, atau perawatan mencapai puluhan juta, asuransi menanggung beban tersebut sehingga tabungan pribadi tetap aman.

Konsep ini disebut sebagai “transfer risiko”, di mana kamu mengalihkan potensi kerugian besar kepada perusahaan asuransi. Dengan premi terjangkau (misalnya Rp300.000–Rp500.000 per bulan), kamu bisa mendapatkan perlindungan hingga ratusan juta rupiah.

Bayangkan jika tabunganmu dibiarkan tanpa proteksi. Begitu ada risiko besar, bukan hanya tabungan yang lenyap, tapi juga investasi yang selama ini kamu bangun.

Asuransi seperti Allianz SmartMed Premier misalnya, memberi perlindungan rawat inap hingga di luar negeri. Artinya, kamu bisa fokus sembuh, bukan fokus menghitung biaya.

Menjaga rencana keuangan tetap jalan

Menurut Tempo.co, daya beli masyarakat kelas menengah kini cenderung menurun. Banyak yang akhirnya menunda punya asuransi karena merasa “belum mampu”. Padahal, inilah justru saat paling tepat untuk menyisihkan sebagian kecil penghasilan demi perlindungan jangka panjang.

Tanpa proteksi, setiap risiko besar akan mengacaukan perencanaan finansial dari cicilan rumah, biaya pendidikan anak, hingga investasi masa pensiun.

Asuransi menjaga agar rencana keuangan tidak berhenti di tengah jalan. Ia bukan pengeluaran, tapi instrumen yang memastikan impianmu tetap bisa dicapai meski hidup menghadirkan kejutan.

Tips Mengatur Tabungan & Proteksi

tips mengatur tabungam

Sisihkan untuk asuransi kesehatan

Banyak orang menggunakan prinsip 40-30-20-10 untuk mengatur gaji:

  • 40% kebutuhan harian

  • 30% cicilan

  • 20% tabungan atau investasi

  • 10% proteksi (asuransi)

Dilansir dari Sequis Life, formula ini bisa membantu menjaga keseimbangan antara saving dan safety. Dengan menyisihkan sebagian kecil untuk premi, kamu sedang membeli ketenangan pikiran.

Jangan hanya bergantung pada tabungan

Menabung tetap penting, tapi tabungan hanya cocok untuk kebutuhan jangka pendek dan darurat kecil, seperti servis kendaraan, biaya rumah tangga mendadak, atau kebutuhan pribadi. Untuk risiko besar, tabungan tidak akan cukup kuat menahan dampaknya.

Inflasi juga membuat nilai uang terus menurun setiap tahun. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan inflasi tahunan Indonesia berkisar 2–4%. Artinya, Rp1 juta tahun ini nilainya akan menurun di tahun berikutnya jika hanya disimpan. Tanpa proteksi, uang yang kamu anggap aman justru perlahan kehilangan daya beli.

Bangun kombinasi proteksi & investasi

Langkah terbaik adalah membangun strategi finansial berlapis.

  • Tabungan: untuk kebutuhan cepat dan likuiditas.

  • Asuransi: untuk melindungi dari risiko besar.

  • Investasi: untuk pertumbuhan jangka panjang.

Menurut Allianz Indonesia, produk seperti Allianz Life Protection Plus bahkan menggabungkan proteksi dan investasi dalam satu paket. Jadi, kamu tetap terlindungi sambil menumbuhkan nilai tunai jangka panjang.

Kombinasi ini memastikan kamu tidak hanya siap menghadapi masa sulit, tapi juga punya pondasi keuangan yang tahan guncangan.

Lindungi Sebelum Terlambat

Banyak orang menabung bertahun-tahun, hanya untuk kehilangan semuanya dalam satu kejadian tak terduga. Menabung itu bijak, tapi tanpa proteksi, tabungan hanyalah benteng pasir yang bisa roboh kapan saja.

Hidup tidak selalu bisa diprediksi, tapi kita bisa meminimalkan dampaknya dengan perencanaan yang tepat. Mulailah dengan menata ulang keuanganmu hari ini: sisihkan untuk tabungan, lindungi dengan asuransi, dan tumbuhkan lewat investasi.

Karena uang bisa dicari lagi, tapi ketenangan saat menghadapi risiko hanya bisa dimiliki oleh mereka yang siap.

Ingin tahu lebih dalam soal perencanaan finansial dan proteksi diri? Baca artikel menarik lainnya di Money Mindset dan temukan inspirasi untuk hidup lebih terlindungi.

Dan jika kamu tertarik untuk berkonsultasi langsung dengan ahlinya secara GRATIS, klik gambar di bawah ini!

konsultasi keuangan gratis



A Certified Financial Planner (CFP), Islamic Financial Planner (IFP), Qualified Wealth Planner (QWP), and Certified Insurance Specialist. With over a decade of experience in the financial industry, I help individuals navigate their personal finances, from debt management to wealth planning, so they can achieve financial freedom with confidence.

Yodhi, CFP

A Certified Financial Planner (CFP), Islamic Financial Planner (IFP), Qualified Wealth Planner (QWP), and Certified Insurance Specialist. With over a decade of experience in the financial industry, I help individuals navigate their personal finances, from debt management to wealth planning, so they can achieve financial freedom with confidence.

LinkedIn logo icon
Instagram logo icon
Back to Blog

Konsultasi Sekarang!

segera raih kemakmuran finansial yang holistik

Mari Terhubung

All Right Reserved | 2024