cara budgetting gaji

Bagaimana Jika Gajimu Tidak Cukup Untuk Memenuhi Kebutuhanmu

August 20, 20255 min read

“Jangan hidup lebih besar dari dompetmu,” begitu pesan bijak yang pernah ditulis dalam buku klasik The Richest Man in Babylon karya George S. Clason. Buku ini mengajarkan prinsip-prinsip dasar dalam mengelola keuangan pribadi—sesuatu yang sebenarnya sederhana, namun sering kali diabaikan. Di zaman modern ini, gaya hidup konsumtif, tekanan sosial, hingga ketidaktahuan cara mengelola uang membuat banyak orang terjebak dalam kondisi yang sama: pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan.

Apakah kamu salah satunya? Jika setiap akhir bulan kamu selalu bertanya, “Uangnya ke mana, ya?”, bisa jadi itu adalah tanda bahwa kamu perlu menyusun ulang strategi finansialmu. Artikel ini akan membantu kamu memahami penyebabnya dan menawarkan solusi praktis yang bisa kamu terapkan sekarang juga.

Bagaimana Jika Gajimu Tidak Cukup Untuk Memenuhi Kebutuhanmu?

Masalah keuangan bukan semata soal gaya hidup, tapi juga tentang realitas pendapatan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per 2024, rata-rata gaji pekerja di Indonesia berada di kisaran Rp3,54 juta per bulan. Namun, bila dibedah lebih lanjut, terlihat adanya ketimpangan antara kota besar dan kabupaten.

Di wilayah perkotaan seperti Jakarta atau Surabaya, pendapatan rata-rata bisa mencapai Rp5–7 juta, sedangkan di kabupaten atau daerah rural, angka ini turun drastis menjadi sekitar Rp2–3 juta per bulan. Padahal, kebutuhan dasar seperti pangan, tempat tinggal, transportasi, dan pendidikan terus meningkat.

Tak heran jika banyak masyarakat harus berhadapan dengan kenyataan pahit: pengeluaran wajib sudah menghabiskan seluruh gaji, bahkan sebelum akhir bulan.

Kebiasaan Yang Membuat Pengeluaranmu Membengkak

Pernah merasa gajimu cukup di awal bulan, tapi mendadak habis entah ke mana? Mungkin penyebabnya bukan karena gajimu kecil, tapi karena kebiasaanmu yang kurang sehat secara finansial. Beberapa hal yang sering tanpa sadar membuat pengeluaran membengkak antara lain:

1. Belanja impulsif saat melihat diskon atau promo di e-commerce.

2. Langganan berlebihan, mulai dari streaming hingga gym, yang sebenarnya jarang digunakan.

3. Makan di luar terlalu sering, terutama di kafe kekinian.

4. Tidak memiliki anggaran tetap, sehingga uang keluar tanpa kontrol.

Dilansir dari Sequis, salah satu kesalahan umum adalah tidak membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Ketika semua dianggap kebutuhan, maka pengeluaran pun sulit dikendalikan

Strategi Mengatur Pengeluaran Yang Melebihi Pendapatan

Mengelola kondisi di mana pengeluaran lebih besar dari pendapatan bukan sekadar soal angka di laporan keuangan pribadi. Ini adalah seni menyeimbangkan antara kebutuhan, keinginan, dan masa depan. Banyak orang terjebak dalam siklus "gali lubang tutup lubang" karena tidak memiliki sistem yang jelas. Padahal, menurut Deposito BPR, solusi bisa dimulai dari hal sederhana seperti menetapkan anggaran yang realistis.

Berikut ini adalah beberapa strategi praktis untuk kamu yang sedang berjuang agar tetap bisa hidup layak meski pengeluaran sempat melebihi pendapatan:

1. Buat Anggaran Bulanan

Anggaran bukan hanya sekadar daftar pengeluaran, tetapi juga peta jalan untuk mencapai stabilitas keuangan. Salah satu metode yang paling sering direkomendasikan adalah budgeting 50-30-20. Dalam aturan ini, 50% dialokasikan untuk kebutuhan dasar (makan, tempat tinggal, transportasi), 30% untuk gaya hidup (hiburan, belanja, hobi), dan 20% untuk tabungan atau investasi.

Namun, jika pendapatanmu tergolong kecil, proporsinya bisa disesuaikan. Misalnya, 60% untuk kebutuhan pokok, 20% untuk gaya hidup, dan 20% untuk tabungan. Intinya, jangan biarkan gaya hidup menggerus dana yang seharusnya dialokasikan untuk masa depan.

Seorang pakar finansial bahkan menyarankan membuat dua anggaran berbeda: anggaran ideal (jika semua berjalan sesuai rencana) dan anggaran darurat (jika ada pengeluaran tak terduga). Dengan cara ini, kamu selalu siap menghadapi situasi apa pun.

2. Catat Semua Pengeluaran

Pepatah lama mengatakan, “apa yang tidak diukur, tidak bisa dikelola.” Hal ini sangat berlaku dalam dunia keuangan pribadi. Dilansir dari Kompas Money, mencatat pengeluaran adalah langkah awal untuk mengetahui kebocoran finansial.

Misalnya, kamu mungkin merasa hanya sekali-sekali memesan makanan online. Namun setelah dicatat selama sebulan, ternyata jumlahnya bisa menghabiskan ratusan ribu rupiah. Angka ini sebenarnya bisa dialihkan ke pos tabungan atau cicilan utang.

Untuk mempermudah, gunakan aplikasi pencatat keuangan yang bisa otomatis mengklasifikasi transaksi berdasarkan kategori. Jika lebih suka cara manual, sebuah buku catatan kecil atau Excel sederhana pun sudah cukup, asalkan konsisten.

3. Tetapkan Tujuan Keuangan

Bayangkan jika kamu naik kapal tanpa arah tujuan, besar kemungkinan akan terombang-ambing di lautan. Sama halnya dengan keuangan, tanpa tujuan jelas, setiap rupiah akan cepat hilang tanpa manfaat jangka panjang.

Tujuan keuangan bisa dibagi menjadi tiga:

1. Jangka pendek (1–2 tahun): melunasi utang kartu kredit, menabung untuk liburan, atau membeli gadget produktif.

2. Jangka menengah (3–5 tahun): membeli kendaraan, dana pendidikan anak, atau DP rumah.

3. Jangka panjang (lebih dari 10 tahun): persiapan pensiun, investasi properti, atau membangun aset warisan.

Dengan tujuan yang terukur, kamu bisa lebih mudah menolak godaan konsumsi yang tidak penting. Misalnya, ketika tergoda membeli barang mewah, ingat bahwa uang tersebut bisa mempercepat tercapainya target membeli rumah.

4. Terapkan Prinsip "Bayar Diri Sendiri Dulu"

Selain tiga strategi di atas, ada satu prinsip klasik yang sering diabaikan: pay yourself first. Maksudnya, sisihkan tabungan atau investasi segera setelah gajian, sebelum uang digunakan untuk hal lain. Dengan begitu, kamu memprioritaskan masa depan terlebih dahulu, bukan sisa-sisa dari pengeluaran bulanan.

5. Sisihkan Dana Darurat dan Asuransi

Strategi terakhir yang tidak boleh diabaikan adalah mempersiapkan dana darurat dan proteksi finansial. Dana darurat minimal 3-6 kali pengeluaran bulanan, disimpan di rekening terpisah yang mudah diakses.

Namun, dana darurat saja tidak cukup. Risiko besar seperti sakit, kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan bisa menghancurkan kondisi finansial jika tidak ada perlindungan tambahan. Di sinilah Asuransi Allianz, khususnya produk kesehatan dan jiwa, sangat relevan. Proteksi ini memastikan bahwa pengeluaran besar akibat risiko hidup tidak akan merusak anggaran yang sudah kamu susun dengan susah payah.

Konsultasikan Keuanganmu Dengan Pakar Keuangan Terpercaya

Jika kamu merasa kesulitan merancang strategi keuangan sendiri, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan pakar keuangan atau agen asuransi profesional. Mereka dapat membantu kamu menganalisis kondisi keuangan secara menyeluruh dan memberikan solusi yang sesuai dengan situasimu.

Misalnya, jika kamu memiliki tanggungan keluarga dan penghasilan pas-pasan, kamu bisa mempertimbangkan produk asuransi jiwa dari Allianz yang terjangkau, namun tetap memberikan perlindungan maksimal bagi orang yang kamu cintai. Perlindungan ini bisa menjadi benteng keuangan di tengah kondisi yang tidak pasti, tanpa membebani pengeluaran bulanan secara signifikan.

Ingat, perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Mulailah hari ini. Baca artikel lainnya di Money Mindset dan temukan tips finansial yang bisa kamu terapkan langsung. Atau, jika kamu masih ragu akan strategi keuanganmu, konsultasikan dengan ahli keuangan bersertifikat dengan klik gambar di bawah ini!

Konsultasi Keuangan Bersama Ahli GRATIS


A Certified Financial Planner (CFP), Islamic Financial Planner (IFP), Qualified Wealth Planner (QWP), and Certified Insurance Specialist. With over a decade of experience in the financial industry, I help individuals navigate their personal finances, from debt management to wealth planning, so they can achieve financial freedom with confidence.

Yodhi, CFP

A Certified Financial Planner (CFP), Islamic Financial Planner (IFP), Qualified Wealth Planner (QWP), and Certified Insurance Specialist. With over a decade of experience in the financial industry, I help individuals navigate their personal finances, from debt management to wealth planning, so they can achieve financial freedom with confidence.

LinkedIn logo icon
Instagram logo icon
Back to Blog

Konsultasi Sekarang!

segera raih kemakmuran finansial yang holistik

Mari Terhubung

All Right Reserved | 2024