
Asuransi Jiwa: Apakah Anda Benar-Benar Membutuhkannya?
Asuransi Jiwa: Apakah Anda Benar-Benar Membutuhkannya?
Punya asuransi jiwa kayaknya kedengeran “too soon” buat anak muda, ya? Apalagi buat kamu yang masih single, sehat, dan baru aja mulai kerja. Mungkin kamu mikir, “Ngapain sih punya asuransi jiwa sekarang? Kan aku belum punya tanggungan.”
Tapi... coba deh, kita pikirin ulang. Karena justru sekaranglah waktu terbaik buat kamu mulai nyiapin proteksi diri secara finansial—dan salah satu bentuknya adalah asuransi jiwa. Pertanyaannya sekarang: Kamu benar-benar butuh nggak, sih, asuransi jiwa itu? Ayo kita kupas satu-satu supaya kamu beneran yakin, nggak cuma fomo aja!
Banyak yang Masih Bingung: Asuransi Jiwa Itu Buat Siapa?
Asuransi jiwa adalah produk yang kasih santunan (uang pertanggungan) ke orang yang kamu tinggalkan kalau kamu meninggal dunia. Idenya bukan buat kamu—tapi buat orang-orang yang kamu sayangi. Supaya mereka tetap bisa jalanin hidup meski kamu udah nggak ada. Tapi seringkali, pemahaman tentang asuransi jiwa masih salah kaprah. Banyak yang pikir itu cuma buat:
Kepala keluarga,
Orang tua,
Orang kaya yang punya banyak warisan.
Padahal, justru sekarang—saat kamu masih muda dan produktif—adalah saat paling ideal buat mulai punya proteksi ini. Kenapa? Yuk lanjut...
Ubah Mindset: Bukan Masalah Tua-Muda, Tapi Siapa yang Terdampak
Coba tanya ke diri sendiri:
Kamu bantuin bayar kuliah adik?
Kamu kirimin uang tiap bulan buat orang tua?
Kamu punya cicilan atas nama sendiri?
Kalau sebagian besar jawabannya iya, berarti kamu udah punya tanggung jawab ke orang lain. Dan itu cukup jadi alasan buat punya asuransi jiwa. Menurut data dari OJK 2022, tingkat literasi dan inklusi asuransi jiwa di kalangan usia 18–30 tahun masih rendah, di angka 16%. Artinya, banyak anak muda yang belum sadar bahwa mereka sebenarnya butuh perlindungan ini.
Asuransi Jiwa di Usia Muda: Murah dan Nggak Ribet
Kabar baiknya, ambil asuransi jiwa saat kamu masih muda dan sehat itu jauh lebih murah. Bahkan ada produk asuransi jiwa berjangka (term life) yang cuma Rp50–100 ribuan per bulan, tapi bisa kasih perlindungan sampai ratusan juta. Belum lagi, prosesnya biasanya lebih mudah karena kamu belum punya penyakit penyerta atau risiko tinggi. Nggak pakai banyak syarat, dan kamu bisa langsung aktif polisnya.
Tapi Gimana Kalau Belum Butuh?
Kalau kamu:
Belum punya penghasilan tetap,
Nggak ada tanggungan sama sekali,
Masih kuliah dan belum punya utang/cicilan,
.…kamu bisa skip dulu asuransi jiwa. Prioritasin dana darurat dan asuransi kesehatan dulu. Tapi, tetap keep in mind: hidup bisa berubah cepat. Jadi ketika kamu udah punya tanggungan—walau cuma bantu uang jajan adik—itu bisa jadi alarm buat mulai proteksi diri.
Cek Dulu Sebelum Beli: Jangan Asal Pilih
Sebelum kamu memutuskan beli, pastikan kamu paham:
Jenis asuransi jiwa: Term life (jangka waktu), whole life (seumur hidup), atau unit link (gabungan proteksi dan investasi). Pilih sesuai kebutuhan, jangan ikut-ikutan.
Manfaat dan pengecualian: Banyak orang kecewa pas klaim karena nggak baca ini dengan teliti.
Budget bulanan: Jangan paksain premi yang berat. Idealnya, maksimal 10% dari penghasilan kamu.
Penerima manfaat: Pastikan data ahli waris jelas dan sesuai.
Menurut Bisnis.com, banyak kasus orang beli asuransi cuma karena tergiur promo atau rayuan agen. Padahal, nggak ngerti produk dan akhirnya zonk saat dibutuhkan.
Konsultasi Sama Ahlinya, Biar Nggak Salah Beli
Biar nggak makin bingung, lebih baik kamu ngobrol dulu sama konsultan keuangan yang bisa bantu kamu bikin rencana sesuai kondisi hidupmu. Jangan asal comot produk dari media sosial atau ikut-ikutan teman.
Misalnya, kamu butuh temen ngobrol yang bisa bantu kamu ngerencanain finansial kamu, bisa banget hubungi saya di [email protected] Juga, pastikan untuk baca-baca lebih lanjut tentang edukasi finansial di Money Mindset—karena semakin kamu ngerti, makin besar peluang kamu ambil keputusan yang bijak.
Kesimpulan: Asuransi Jiwa Itu Bukan Buat Hari Ini, Tapi Buat Siapa yang Kamu Tinggalkan Nanti
Asuransi jiwa bukan soal siapa kamu sekarang, tapi siapa yang akan terdampak kalau kamu nggak ada. Buat Gen Z dan milenial, asuransi jiwa itu bukan tanda “tua” atau “parno”—tapi tanda kamu sadar dan bertanggung jawab.
Kalau kamu merasa:
Punya orang yang kamu sayangi dan ingin lindungi,
Punya tanggungan keuangan (walau kecil),
Pengen hidup yang lebih tenang secara finansial,
...maka jawabannya: ya, kamu butuh asuransi jiwa. Dan lebih cepat, lebih baik.