asuransi itu bukan investasi

Asuransi Itu Bukan Investasi, Ini Alasannya!

August 05, 20256 min read

Dalam buku klasik “Thinking, Fast and Slow” karya Daniel Kahneman, dijelaskan bahwa manusia memiliki dua sistem berpikir: cepat dan lambat. Sistem berpikir cepat seringkali membuat kita mengambil keputusan instan tanpa analisis mendalam, termasuk saat membeli produk keuangan. Contohnya? Membeli asuransi karena tergiur ilustrasi imbal hasil, seolah-olah itu adalah investasi.

Padahal, asuransi dan investasi berdiri di atas dua pijakan yang berbeda. Jika investasi bertujuan untuk menumbuhkan aset, maka asuransi berfungsi sebagai pelindung dari risiko finansial. Ketika dua hal ini disalahpahami, maka keputusan keuangan bisa berujung pada kekecewaan, bahkan merujuk pada kerugian.

Agar tidak keliru dalam merencanakan keuangan, berikut penjelasan mengapa asuransi bukanlah investasi, dan bagaimana sebaiknya Anda menyikapinya.

Tujuan Dasar Asuransi Adalah Perlindungan, Bukan Keuntungan

Asuransi diciptakan untuk mengurangi dampak keuangan saat risiko terjadi, seperti kecelakaan, sakit kritis, atau meninggal dunia. Artinya, Anda membayar premi bukan untuk mendapatkan uang kembali, tetapi untuk membeli ketenangan pikiran dan perlindungan diri. Dilansir dari Perlindungan Keluargaku, asuransi bukan alat untuk mencetak uang, melainkan jaring pengaman saat risiko keuangan terjadi.

Ini berbeda jauh dengan investasi, di mana Anda menempatkan dana untuk mendapatkan imbal hasil di masa depan. Asuransi tidak menjanjikan return, kecuali jika terjadi klaim akibat risiko.

Filosofisnya seperti; investasi adalah soal growth dan keuntungan, sedangkan asuransi adalah soal proteksi dan keamanan. Dua hal ini tidak bisa disamakan meskipun sering dikemas dalam satu produk. Memahami perbedaan mendasarnya adalah langkah awal membangun pondasi keuangan yang cerdas.

Maka, jika Anda membeli asuransi dengan harapan mendapatkan keuntungan seperti investasi, itu berarti Anda keliru dalam memahami fungsinya.

Harapan yang Salah Bisa Berujung Kekecewaan dan Kegagalan Finansial

Kesalahan umum lainnya adalah menganggap produk unit link atau PAYDI (Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi) sebagai investasi utama, padahal struktur dasarnya tetap produk asuransi. Di dalamnya terdapat biaya proteksi dan biaya lain-lain yang akan terus dipotong dari nilai dana yang Anda tanamkan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menegaskan melalui CNBC Indonesia bahwa asuransi bukan tabungan dan bukan investasi karena memiliki biaya proteksi yang harus dibayar rutin, nilai tunainya bisa berkurang bahkan menjadi nol.

Artinya, jika Anda hanya fokus pada ilustrasi investasi tanpa memahami risiko, Anda bisa kecewa. Sebab, meskipun pasar naik, nilai tunai Anda belum tentu ikut naik karena adanya pemotongan biaya rutin yang tidak kecil.

Oleh sebab itu, penting untuk mendapatkan edukasi yang tepat dari agen asuransi profesional, bukan sekadar membeli karena promosi atau tren.

Perbedaan Asuransi dan Investasi, Jangan Salah Langkah!

Asuransi dan investasi memang bisa berjalan berdampingan, namun Syailendra Capital menulis dengan tegas bahwa apabila belum memiliki perlindungan dasar, mengejar imbal hasil justru bisa menghancurkan rencana keuangan saat risiko datang.

Banyak orang berpikir bahwa asuransi dan investasi bisa saling menggantikan, padahal kenyataannya sangat berbeda. Berikut ini adalah 5 perbedaan utama antara keduanya yang wajib dipahami sebelum Anda mengambil keputusan finansial.

1. Tujuan Utama: Proteksi vs Pertumbuhan

Fungsi paling mendasar dari asuransi adalah memberikan perlindungan dari risiko yang tidak bisa diprediksi, seperti kematian, penyakit kritis, atau kecelakaan. Artinya, premi yang Anda bayarkan bukan untuk mencari untung, melainkan membeli rasa aman.

Sementara itu, tujuan utama investasi adalah menumbuhkan uang yang Anda miliki. Anda menanamkan dana pada aset tertentu seperti saham, obligasi, atau properti dengan harapan nilainya meningkat di masa depan. Dalam investasi, risiko adalah bagian dari proses, dan Anda bersedia menerima kemungkinan rugi demi peluang untung.

2. Manfaat yang Dirasakan: Saat Risiko vs Saat Cuan

Manfaat dari asuransi baru terasa saat risiko benar-benar terjadi. Misalnya, jika Anda memiliki asuransi kesehatan, manfaatnya baru bisa digunakan saat Anda dirawat di rumah sakit. Jika tidak ada klaim, artinya tidak ada uang yang kembali dan ini normal, sebab fungsi utamanya adalah mitigasi risiko.

Sebaliknya, manfaat dari investasi baru dirasakan saat Anda mencairkan atau menjual aset. Misalnya, jika nilai saham naik dan Anda menjualnya, Anda akan mendapat keuntungan. Artinya, manfaat dari investasi sangat bergantung pada performa pasar dan keputusan Anda sebagai investor.

3. Risiko Finansial: Protektif vs Spekulatif

Asuransi adalah strategi yang bersifat defensif. Tujuannya bukan untuk menambah kekayaan, tetapi melindungi kekayaan yang sudah ada dari kerugian besar akibat kejadian tak terduga. Anda memindahkan risiko finansial ke perusahaan asuransi.

Investasi, di sisi lain, adalah strategi yang ofensif dan spekulatif. Anda secara sadar menempatkan dana dalam instrumen yang memiliki potensi naik atau turun. Tidak ada jaminan keuntungan, dan risiko kerugian selalu ada. Karena itu, investasi membutuhkan pemahaman, strategi, dan kesabaran yang tinggi.

4. Akses ke Dana: Terbatas vs Fleksibel

Dalam asuransi, terutama produk tradisional seperti asuransi jiwa atau kesehatan murni, premi yang dibayarkan tidak bisa ditarik kembali kecuali terjadi klaim. Bahkan pada produk asuransi yang memiliki nilai tunai, seperti unit link atau PAYDI, pencairan dana bisa dikenai potongan biaya atau penalti jika dilakukan di tahun-tahun awal polis.

Sebaliknya, investasi memiliki tingkat fleksibilitas yang jauh lebih tinggi. Anda bisa menjual saham kapan saja, mencairkan reksa dana dalam waktu singkat, atau menarik deposito setelah jatuh tempo. Meski masing-masing punya aturannya sendiri, secara umum investasi memberikan lebih banyak keleluasaan terhadap dana yang Anda miliki.

5. Pendampingan: Edukasi Asuransi Lebih Krusial

Dalam asuransi, peran agen sangatlah penting. Agen bukan hanya perantara transaksi, tapi juga pendamping edukasi yang menjelaskan secara jujur dan transparan: apa yang dijamin, berapa premi, apa manfaat, dan apa batasannya. Agen yang baik akan membantu Anda memilih polis sesuai kebutuhan, bukan sekadar mengejar komisi.

Untuk investasi, Anda bisa memilih sendiri instrumennya tanpa agen. Tapi jika Anda baru mulai, peran manajer investasi atau perencana keuangan tetap bermanfaat. Namun dalam praktiknya, banyak orang belajar investasi secara mandiri. Hal tersebut tidak disarankan dalam asuransi karena risiko salah paham bisa sangat besar.

Dengan memahami lima perbedaan di atas, Anda bisa lebih bijak dalam menyusun strategi keuangan. Asuransi dan investasi bukanlah pilihan antara satu atau lainnya. Keduanya saling melengkapi, bukan saling menggantikan. Namun satu hal yang pasti: proteksi datang lebih dulu.

Kalau kamu sudah paham perbedaannya, langkah selanjutnya adalah konsultasi dengan agen asuransi terpercaya seperti dari Allianz, untuk tahu produk mana yang paling sesuai dengan kebutuhan proteksi dasar kamu. Allianz juga memiliki pilihan PAYDI untuk kamu yang ingin memadukan perlindungan dan potensi nilai tunai jangka panjang.

Kombinasi Cerdas dengan PAYDI, Bukan Pengganti Investasi

Jika Anda menginginkan proteksi sekaligus potensi pertumbuhan dana, maka produk PAYDI dari Allianz bisa menjadi pilihan. Namun perlu dipahami bahwa fungsi utamanya tetap perlindungan jiwa dan investasi hanyalah fitur tambahan.

Allianz mengatakan bahwa PAYDI bisa jadi pilihan yang bijak, asalkan pemegang polis paham bahwa tujuan utamanya tetap proteksi, bukan keuntungan.

Dengan bantuan agen asuransi resmi dari Allianz, Anda bisa mendapatkan penjelasan transparan tentang proporsi antara biaya proteksi, nilai investasi, dan potensi hasil yang realistis. Ini penting agar Anda tidak salah ekspektasi.

Ayo Mulai dari Proteksi, Baru Melangkah ke Investasi

Keuangan yang sehat bukan hanya tentang menumbuhkan aset, tapi juga tentang menjaga agar aset tidak hilang saat risiko datang. Baca lebih banyak artikel edukatif seputar keuangan, proteksi, dan literasi finansial di Money Mindset dan jadilah pribadi yang tidak hanya pintar mengelola uang, tapi juga bijak dalam menjaga masa depan. Atau  klik gambar di bawah ini sekarang untuk konsultasi dengan pakar keuangan secara GRATIS. 

knsultasi bersama pakar ASURANSI GRATIS


A Certified Financial Planner (CFP), Islamic Financial Planner (IFP), Qualified Wealth Planner (QWP), and Certified Insurance Specialist. With over a decade of experience in the financial industry, I help individuals navigate their personal finances, from debt management to wealth planning, so they can achieve financial freedom with confidence.

Yodhi, CFP

A Certified Financial Planner (CFP), Islamic Financial Planner (IFP), Qualified Wealth Planner (QWP), and Certified Insurance Specialist. With over a decade of experience in the financial industry, I help individuals navigate their personal finances, from debt management to wealth planning, so they can achieve financial freedom with confidence.

LinkedIn logo icon
Instagram logo icon
Back to Blog

Konsultasi Sekarang!

segera raih kemakmuran finansial yang holistik

Mari Terhubung

All Right Reserved | 2024